Translate

14 Februari 2019

Sejarah Tragis Dibalik "Valentine Day"


Asslamualaikum Wr.Wb.
Hallo, apa kabar? semoga baik selalu ya, aminn.

Oke sekarang kita bakal bahas topik tentang 14 Februari ya atau orang lain sering bilang hari "Kasih Sayang". Apakah kamu salah satu dari orang yg merayakannya atau tidak? Sebaiknya kamu harus tau sejarah kelam Pastur bernama Saint Valentino.

Begini, sedikit sejarahnya.
Perayaan valentine pada awalnya adalah festival kaum pagan Romawi yang dirayakan sejak tahun 270 tahun sebelum Masehi. Festival ditunjukan untuk menghormati Lupa, seekor serigala betina yang dalam legenda menyusui Romulus dan Remus, pendiri kerajaan Romawi.

Festival Lupercalia diawali dengan mengorbankan domba atau anjing, kemudian dilanjutkan dengan ritual mencambuk wanita. Wanita tersebut dicambuk dengan menggunakan kulit binatang yang telah dikorbankan. Tujuan festival Lupercalia adalah untuk meningkatkan kesuburan para wanita Romawi, ditahun tahun mendatang.

Festival kaum pagan ini terus berlanjut hingga era Constantine I (280-337 M), Kaisar Romawi yang menjadikan kristen sebagai agama resmi negara. Diakhir abad ke-5 Masehi, Paus Gelasius menganggap festival Lupercalia tidak sesuai ajaran Kristen. Dia Kemudian mengganti perayaan Pagan itu dengan hari untuk mengenang Saint Valentine. Dilaksanakan sehari sebelumnya, pada 14 Februari.

Menurut legenda, Saint Valentine adalah pendeta yang hidup dimasa pemerintahan Kaisar Romawi, Cladius II (214-270 M). Pada saat itu Cladius II melarang tentara untuk menikah muda agar kuat berlama lama di medan perang, tak berpikir untuk pulang. Valentine lantas secara diam-diam menikahkan tentara muda yang ingin menikah, tanpa sepengetahuan Istana. Kaisar Cladius II geram mengetahui hal itu dan memerintahkan Valentine ditangkap dan dihukum mati.

Oleh Gereja, Valentine diangkat sebagai Santo (orang suci). Kematiannya dikenang dan dirayakan oleh masyarakat Kristen Eropa. Di Eropa, pada abad ke-14 Masehi, hari tersebut kemudian diasosiasikan dengan perayaan cinta dan romantisme. Karena ada anggapan saat itu bahwa pada setiap tangg 14 Februari, burung memulai musim kawin.

Pada masa penjajahan dan kolonialisme, budaya merayakan hari valentine ini kemudian ikut tersebar keseluruh penjuru dunia. Pada tahun 2012, Univercity ot Thai Chammbers of Commerce di Thailand pernah membuat riset tentang valentine. Hasilnya, 15,4% anak muda berusia 16-18 tahun berencana untuk berhubungan seksual untuk pertama kalinya dihari Valentine. 12,5% yang berusia 19-22 tahun dan 16% yang berusia 23-29 tahun juga menginginkan hal yang sama, berhubungan seksual.

Penelitian Kristen Mark bahkan mengatakan bahwa hampir 85% pria dan wanita mengatakan bahwa hubungan seksual penting saat valentine. Data dari brand kondom ternama mengatakan bahwa penjualan kondom meningkat 25% ketika hari valentine. Miris ya guyss. bagaimana dengan nasib para pemuda dan pemudi negeri ini.

Semoga tidak terjadi kepada kita semua ya. Oke jadi gimana masih mau ngerayain valentine dari budaya luar yang jelas-jelas tidak mendidik bagi budaya kita Indonesia.

Sekian bahasan kali ini semoga bermanfaat.
sumber: cordova